Follow me on Twitter RSS FEED
Posted in
Para pembaca setia sumbercerita.com, kali ini kami akan memaparkan kekejaman sekelompok guru di sebuah sekolah. Kebetulan salah seorang guru tersebut(maaf nama tidak dapat kami sebutkan) adalah paman salah satu anggota kami. Peristiwa tragis berikut adalahnyata dan benar-benar terjadi. Melalui rubrik ini pula salah satu guru yang terlibat ingin meminta maaf sebesar-besarnya. Dan ia sudah mengirimkan sejumlah uang ke rekening orang tua korban, yang diharapkan mampu digunakan untuk menyembuhkan sang korban. Terima kasih atas kesediaan pihak 17thNetwork, Corp. Yang telah menampilkan cerita ini. Bagi para pembaca setia sumbercerita.com, silakan para pembaca menikmati cerita peristiwa tragis berikut. Dan terutama bagi para guru, diharap menahan hasrat nafsu anda. Terima kasih. ***** Seperti biasa pada pagi yang cerah Lhian bersiap untuk berangkat sekolah. Lhian S, gadis cantik bertubuh tinggi, sexy dan putih mulus. Gadis berkacamata ini cukup pintar dan rajin dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Dia dikenal sebagai gadis nomor satu disekolahnya. Sifatnya yang tomboy memudahkan para teman prianya untuk menikmati tubuh Lhian dengan memandangi payudara, paha, pinggul, ketiak dan pantatnya yang besar. Karena Lhian sangat mudah bergaul dengan anak cowok. Tinggi Lhian sekitar 168 cm, dan beratnya 55 kg. Lhian memang mempunyai tubuh yang paling sempurna di sekolahnya. Dengan ukuran bra 36B, ia kadang tidak memakai bra untuk menyangga susunya ketika bermain dengan teman-temannya. Para teman cowoknya yang beruntung saat itu, akan dapat menikmati pemandangan yang membuat jakun pria naik turun. Mereka berharap bisa menjamah kantong susu itu, dan meminum susunya. Meskipun tidak mengenakan bra, susu Lhian yang hanya ditutupi kaos terlihat kencang dan tegak. Itu karena Lhian rajin berolahraga, baik itu push-up, sit-up, jogging, basket, dll. Sehingga susunya pun sangat padat dan kenyal. Tapi yang paling menonjol adalah buah pantatnya yang besar dan luar biasa montok. Lhian terpilih mempunyai pantat terindah oleh teman-teman cowoknya. Disamping itu Lhian selalu memakai rok birunya yang ketat, pantatnyapun bergantian naik-turun ketika ia berjalan. Garis celana dalamnya tercetak jelas di belakang roknya, menandakan betapa padat dan montoknya pantatnya. Selama proses belajar mengajar, para guru laki-laki yang mengajarnya sering memperhatikan Belahan payudara Lhian yang kadang terlihat sedikit menyembul keluar, dan roknya yang tersingkap sehingga pahanya yang putih mulus terpampang jelas dimata gurunya. Lhian kadang sengaja membiarkan beberapa bagian tubuhnya diamati. Lhian mempunyai pinggul yang lebar, pantat yang sekal dan paha yang besar dan gempal menggairahkan. bahkan tidak jarang teman-teman cowok dikelasnya yang nekat masturbasi dikelas ketika sedangjam pelajaran, karena tidak tahan melihat paha atau pantat Lhian didepannya. Lhian sangat bersemangat disekolahnya. Ia aktif mengikuti kegiatan ekstra di sekolahnya seperti pramuka dan paskibraka. Lhian sekolah di sebuah SMU swasta yang terkenal dikotanya, sekarang ia kelas 3. ***** Pagi sekali sekitar pukul 06. 30 dia sudah menunggu angkutan kota menuju sekolahan nya, jarak sekolahnya tidak terlalu jauh sekitar 5 km. Apalagi nanti ada upacara. Tiba-tiba ketika Lhian sedang asyik-asyiknya jalan sendiri sambil baca buku pelajaran, ada seorang naik mobil menghampirinya. "Halo Lhian kok jalan?", tanya si pengendara mobil itu yang ternyata adalah Pak Bambang guru Fisikanya. "Lho Bapak kok jam segini sudah berangkat?" tanya Lhian spontan. "Iya saya habis nginap di tempat saudara, takutnya telat. Kalo mo ke sekolah, ayo ikut Bapak saja" ajak Pak Bambang. Karena Lhian sudah kenal benar dengan yang namanya Pak Bambang. Akhirnya mau juga nebeng Pak Bambang. Tapi Lhian nggak tahu disitulah awal bencana bagi Lhian. "Dik Lhian nggak keberatan khan kalau kita mampir dulu ke rumah adik saya, soalnya saya baru ingat kalau buku laporan saya tertinggal di sana?" Pak Bambang membuat alasan. "Iya Pak tapi cepetan yah, biar nggak telat" Tiba-tiba Pak Bambang mempercepat kecepatan mobilnya dengan sangat tinggi dan arahnya ke rumah kosong di pedesaan yang jarang terjamah orang. Sesampainya disitu Lhian ditarik dengan paksa masuk ke dalam rumah kosong dan disitu sudah ada Pak Wahyu, Pak Joko yang merupakan wali kelas Lhian yang sudah lama mengamati Lhian dan nggak ketinggalan kepala sekolah Pak Budi dan wakil kepala sekolahnya yang namanya Pak Dono. Mereka semua nampaknya sudah menunggu semenjak tadi. "Halo Lhian, sudah ditunggu dari tadi lho?", seru salah seorang dari mereka. "Apa-apaan nih? Apa yang Bapak-Bapak lakukan disini?", Lhian mulai kebingungan. Lhian menjerit karena dia mulai digerayangi. "Bangsat tua bangka jangan coba-coba sentuh saya". "Diam, kamu pengin lulus nggak? Berani melawan perintah gurumu yah", kata Pak Budi selaku guru Matematika. Lhian mencoba melawan dengan memukuli dan menendang gurunya. Tapi Lhian kalah setelah ia dihantam perutnya oleh Pak Joko guru olahraganya, dan di gampar pipinya berkali-kali sampai Lhian kelenger hingga merah dan bibirnya berdarah. Lhian meringis kesakitan. "Nah sekarang emut dan hisep kontol saya, kontol Pak Andi, kontol Pak Joko dan Pak Dono yang kenceng nyedotnya, kalo nggak saya obrak-abrik rahim kamu biar nggak bisa punya anak Mau?", Karena ketakutan akhirnya Lhian mengulum kontol para gurunya. Lhian menyedot penis mereka satu-persatu dengan bibirnya yang merah dan mulutnya yang mungil, sambil tangannya menggenggam penis para Bapak guru sambil mengocok-ngocoknya. "Nah gitu terus yang enak ayo jangan berhenti, telen pejuhnya biar kamu tambah pinter", seru Pak Bambang. "Mmmphh, slerrpp, mmhh" Dengan terpaksa Lhian menghisap kontol-kontol mereka sampe mereka semua pada orgasme. "Edan, nih cewek nyepongnya mantep banget Lhian, lo pasti sudah sering nyepongin kontol temen-temen lo yah? haa, ha, ha, ha". Guru Lhian satu persatu menyemburkan sperma mereka ke dalam mulut Lhian, dan mengalir ke tenggorokannya. Walaupun Lhian hampir muntah dia memaksakan untuk menelan pejuh kelima orang itu. Dia masih tak percaya dioral oleh gurunya sendiri. Wajah Lhian mulai terlihat kelenger lagi, sepertinya ia mabuk sperma, merasakan mual pada perutnya. Setelah mereka puas memperkosa mulut Lhian ternyata mereka langsung menelanjangi Lhian. Pak Dono memegang kedua tangan Lhian, Pak Budi memelorotkan rok abu-abunya, Pak Joko merobek pakaian dan kutang Lhian. "Nih murid teteknya putih banget, gede lagi, putingnya coklat pasti manis nih Wahh, kenyal sekali, lembut banget Bapak-Bapak" Pak Joko mengomentari payudara Lhian, sambil mulai meremas-remas payudara Lhian. Dalam sekejap Lhian sudah dalam keadaan tanpa busana. "Jangan Pak jangan, atau saya akan melapor ke polisi", seru Lhian sambil teriak. "Ooo, coba saja nanti, sekarang sebaiknya kamu persiapkan diri kamu untuk menerima pelajaran khusus" Seru Pak Budi sambil menjambak rambut Lhian. Lhian sekarang hanya mengenakan celana dalam putih saja. Ketika Pak Budi hendak beraksi tiba-tiba Pak Bambang protes, "karena saya yang dapat perek ini maka saya duluan yang memperkosanya." Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Lhian menjadi tengkurap, kedua tangannya yang ditarik kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Pak Bambang itu kini mengusap-usap bagian pantat Lhian, dirasakan olehnya pantat Lhian yang sekal. Sesekali tangannya menyabet pantat Lhian dengan keras, bagai seorang Ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal "Plak, Plak.". "Wah sekal sekali pantat kamu Lhian, kenyal, gila nih Don, paha murid kita satu ini gede amat. Putihnya ya ampun, banyak bulu-bulu halusnya lagi di pahanya" ujar Pak Bambang sambil terus mengusap-usap dan memijit-mijit pantat Lhian sambil sesekali mencabuti bulu-bulu di paha Lhian yang putih gempal itu. Lhian mengaduh kesakitan. "Bakal mabuk nih kita nikmatin pantat segede gini, seperti bokong sapi aja." "Montoknya, ya ampun, gede, kenyal lagi" sambil memijat pantat Lhian yang memerah karena tamparan tangan Pak Bambang. Pak Dono lalu menjilati dan menggigiti bongkahan pantat si Lhian. "Aakhh, bangsat, keparat, jangan sentuh pantat gue", Lhian membentak mereka. "Plakk" sebuah tamparan sangat keras ke pipi Lhian. "Diam kamu, pelacur pengin gue rontokin gigi putih loe", Pak Dono balas membentak. Lhian hanya diam pasrah, sementara tangisannya mulai terdengar. Tangisnya terdengar semakin keras ketika tangan kanan Pak Bambang secara perlahan-lahan mengusap kaki Lhian mulai dari betis naik terus kebagian paha lalu mengelus-elus paha mulus putih Lhian dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya. "Jangan paak, saya mohon, saya masih perawan pakk", Lhian teriak ketakutan. Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Pak Bambang, yaitu jari tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh kemaluannya. Kontan saja hal ini membuat badan Lhian agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari tengah Pak Bambang tadi langsung menusuk lobang kemaluan Lhian. "Egghhmm, oohh, shitt, shitt", Lhian menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk Pak Bambang masuk kedalam liang kewanitaannya itu. Badan Lhian pun langsung menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, ketika Pak Bambang memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan Lhian. Nafas Lhian terengah-engah sambil mengerang kesakitan. Dengan tersenyum terus dikorek-koreknyalah lobang kemaluan Lhian, sementara itu badan Lhian menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan-rintihan yang keluar dari mulutnya itu Pak Bambang menciumi bibir vagina Lhian sambilsesekali memasukkan lidahnya kedalam liang vagina Lhian, kepala Pak Bambang menghilang di bawah selangkangan Lhian sambil keduatangannya dari bawah meremas -remas pantat Lhian. Sementara Pak Dono meremas payudara kanan Lhian, dan mulutnya mengulum payudara Lhian satunya lagi. "Pak Bambang, susu murid kesayanganmu ini gurih sekali, harum lagi, kualitas nomer satu". Pak Dono asyik menyantap payudara Lhian, yang ranum padat dan kenyal sekali. "Ehhmmpphh, mmpphh, ouughh, sakii..iit, paa..ak". Lhian terus mengerang kesakitan pada kedua buah dadanya dan kenikmatan pada kemaluannya. Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Lhianpun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, Pak Bambang kemudian mencabut jarinya. Melihat Lhian yang meronta-ronta, Pak Bambang semakin bernafsu dan dia segera menghunjamkan penisnya ke dalam vagina Lhian yang masih perawan. Walaupun vagina Lhian sudah basah oleh air liur Pak Bambang dan cairan vagina Lhian yang keluar, namun Pak Bambang masih merasakan kesulitan saat memasukkan penisnya, karena vagina Lhian yang perawan masih sangat sempit. Lhian hanya dapat menangis dan berteriak kesakitan karena keperawanannya yang telah dia jaga selama ini akan direnggut dengan paksa seperti itu olehgurunya sendiri. Lalu dengan ngacengnya Pak Bambang memasukkan batang penisnya lagi. "Auw aduh duh sshh, saakkii..iitt, pakk.. ammpuu..uunn", terdengar suara dari mulut Lhian yang terlihat kesakitan. Dia mulai menangis sambil mendesah menikmati kontol Pak Bambang yang mengaduk-aduk liang peranakannya. Terlihat jelas raut wajahLhian yang menahan sakit luar biasa pada selangkangannya. Lhian sekarang lebih terdengar suara tertahan ketika penis disodok-sodokkan ke lubang memeknya. "Huek, hek, hek aah oohh jangan, uh, duh, ampunn pakk", ternyata Lhian telah orgasme. Sungguh mengasyikan melihat expresi Lhian yang merem-merem sambil menggigit bibir bawahnya. Pak Bambang terus menggenjot memek Lhian. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga Pak Bambang terus menggenjot tubuh Lhian, Lhianpun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya Pak Bambang menggenjot tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnyamenganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah, "Ahh, ahh, oouuhh". Lalu Pak Bambang memposisikan tubuh Lhian menungging. Pantat Lhian sekarang terlihat kokoh menantang, ditopang paha panjangnya yang putih dan tegak. Pak Bambang memasukkan kejantanannya yang berukuran 20 cm lebih itu ke vagina Lhian hingga terbenam seluruhnya, lalu dia menariknya lagi dan dengan tiba-tiba sepenuh tenaga dihujamkannya benda panjang itu ke dalam rongga vagina Lhian hingga membuatnya tersentak kaget dan kesakitan sampai matanya membelalak disertai teriakan panjang. "Aaahh, Stoop, kumohon jangan". Kedua tangan Pak Bambang memegang pantat Lhian, sedangkan pinggulnya bergoyang-goyang berirama. Sesekali tangan Pak Bambang mengelus-elus pantat Lhian dan sesekali meremas payudara Lhian dari belakang. Beberapa menit kemudian, Pak Bambang kembali mempercepat goyangan pinggulnya, kemudian dia menarik kedua tangan Lhian. Jadi sekarang persis seperti menunggangi kuda lumping, kedua tangan Lhian dipegang dari belakang sedangkan pantatnya digoyang seirama sodokan penis Pak Bambang. Karena tidak disangga kedua tangannya lagi, kini buah dada Lhian tergencet di atas tikar tipis sebagai alas Lhian disetubuhi. Sedangkan wajah Lhian menghadap keatas dengan mulut menganga mengerang kesakitan. Melihat keadaan Lhian seperti itu, Pak Bambang semakin bersemangat mengebor liang vagina Lhian. "Anjingg, bangsaatt, perekk, loo, Lhian ngentoott, gue entotin loo". Pak Bambang merancau tak jelas. Dan akhirnya Pak Bambangpun berejakulasi di lobang kemaluan Lhian, kemaluannya menyemburkan cairan kental yang luar biasa banyaknya memenuhi rahim Lhian. "Aa, aakkhh, oohh", sambil mengejan Pak Bambang melolong panjang bak serigala, tubuhnya mengeras dengan kepala menengadah keatas. "Aoohh, oouuhh, bangsaatt, shitt, shitt". Lhian mengumpat sambil mendesah, tubuhnya mengejang merasakan air mani Pak Bambang membanjiri rahimnya. Puas sudah dia menyetubuhi Lhian, rasa puasnya berlipat-lipat baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas dalam menyetubuhi Lhian, puas dalam merobek keperawanan Lhian dan puas dalam memberi pelajaran kepada gadis nomor satu di sekolah itu. Lhian menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa gurunya telah berejakulasi karena dirasakannya ada cairan-cairan hangat yang menyembur membanjiri vaginanya. Cairan kental hangat yang bercampur darah itu memenuhi lobang kemaluan Lhian sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Lhian yang menyadari itu semua, mulai menangis namun kini tubuhnya sudah lemah sekali.






Pemerkosaan murid kesayangan02
Posted in
Aku adalah seorang bujangan yang mempunyai sebuah rumah di perumahan yang terletak di pedalaman pinggiran kota. Telah lama aku tak mengunjungi rumahku itu, karena aku telah lama kost di kota dan bekerja di sana. Sampai suatu hari aku memutuskan mengambil cuti seminggu untuk sekadar beristirahat setelah lama jenuh bekerja. Saat itulah waktu cutiku kugunakan untuk mengunjungi rumahkuyang telah lama aku tinggalkan. Lingkungan daerah rumahku memang masih sangat sepi sekali. Terlihat hanya beberapa rumah yang terisi pada setiap kompleknya. Keamanannya sudah tidak terjamin sejak pengembangnya terkena kredit macet. Lampu penerangannya di kala malam hari masih sangat kurang, sehingga aku malas untuk menginap disana. Tetapi kini guna untuk mengisi waktu luang cutiku, maka aku putuskan untuk menginap disana. Hari itu telah gelap dan tak seorangpun yang tahu aku memasukki rumahku, namun aku sempat melihat rumah sebelahku tinggal terdapat tanda pengenal bahwa rumah itu adalah rumah sepasang pengantin baru. Sekejap hatiku tergetar, sejak kecil aku mempunyai hobi mengintip, terutama dalam hal mengintip perempuan dan yang paling aku berhasil melaksanakan aksiku adalah ketika ia sedang mandi, tak lebih dari itu. Namun saat ini keinginan untuk mengintip seperti apa sepasang pengantin baru ini begitu sangat menggugah hatiku untuk tidak menolaknya. Kupastikan rumah sebelahku itu dalam keadaan kosong. Rasanya mereka masih berpesta dan belum pulang ke rumah baru mahligai tersebut. Kutatap seisi teras depannya, belum ada sendal atau sepatu diluar, menandakan penghuninya masih bepergian. Secepat kilat aku mempelajari situasi rumah tetanggaku itu, meskipun aku tak tahu siapa yang menghuninya, sebab sejak kubeli rumahku ini, rumah yang berdempetan dengan rumahku ini masih kosong, namun kini telah bersih dan dicat begitu rapihnya laksana rumah baru saja. Aku yakin sekali bahwa kamar pengantin itu pasti bersebelahan dengan kamarku dan letaknya ada di lantai dua juga serta hanya terhubung oleh satu bata saja dengan rumahku. Kuambil sebuah bor dari perkakas tua dirumahku, tanpa pikir panjang lagi aku menduga-duga sebelah mana dinding kamarku yang harus kubor agar aku dapat mengintip kedalam. Setelah kira-kira pas dengan ukuran mataku,penuh nekat karena sudah mempunyai maksud yang kuat aku membor dinding itu. Suara bising dari bor tersebut menyadarkanku akan bahaya kalau aksiku ketahuan oleh si pemilik rumah sebelahku. Sesaat lamanya aku terdiam tanpa berani bergerak, khawatir kalau dugaanku salah bahwa penghuninya belum pulang dari resepsi pernikahan. Dinding kamarku kini berlubang sudah, sebesar ibu jari orang dewasa. Kudekatkan bola mataku ke lubang tersebut, ada gelungan kelambu putih yang tembus pandang kedalam dan aku lega karena dengan adanya gelungan kelambu tersebut yang mungkin merupakan aksesoris kamar pengantin tersebut agak menutupi samar lubang yang telah aku buat. Aku dapat menatap ranjang yang terpampang di ruangan kamar yang tak begitu besar itu. Dan benar, itu adalah kamar pengantin mereka, terlihat dari adanya hiasan-hiasan yang melekat di dalam kamar tersebut seperti pernak-pernik bebungaan yang menempel di tepian meja rias yang bercermin serta lemari dua pintu yang bercermin pula menghadap padaku. Terbayang di otakku jika nanti aku dapat menyaksikan malam pengantin mereka bisa dari berbagai sudut karena adanya cermin-cermin itu. Suara deru mesin mobil dari kejauhan segera membuyarkan lamunanku dan aku segera mengintip dari jendela kamarku yang dilantai dua melihat kedepan rumahku. Ada dua mobil berhenti tepat di depan rumah sebelahku dan salah satunya benar mobil pengantin yang aku tunggu sejak tadi. Kulirik arlojiku, hmm.. masih jam 9 malam, namun daerah rumahku ini sudah seperti komplek mati saja sejak jam setengah sembilan tadi. Pintu mobil pengantin itu terbuka, keluarlah sang dayang pengiring pengantin terlebih dahulu untuk mengiringi kedua mempelai yang akan memasukki rumah, sedangkan mobil dibelakangnya adalah kerabat-kerabat dari kedua mempelai. Tetapi kini pandanganku terfokus kepada mempelai wanitanya dari balik tirai jendela kamarku yang lusuh aku menatap dan ingin tahu seperti apakah gerangan wajah dan tubuh si pengantin wanitanya. Dan betis indah yang terbalut oleh stocking berwarna hitam serta kaki seorang dara yang bersepatu pengantin putih mempesona itu terjuntai keluar dari celah pintu mobil itu. Tampak begitu mulus dan kencang ketika sosok wanita yang menjadi pengantin itu telah keluar dari dalamnya, aku begitu terkesima dibuatnya. Ternyata gadis yang menjadi mempelai perempuan sebelah rumahku ini masihbelia serta sangat cantik sekali dan itu terlihat dari wajahnya yang terlihat manis, bersih dan putih kulitnya. Tubuhnya begitulangsing padat berisi terbalut oleh busana pengantin masa kini yang menampakkan lekuk liku tubuhnya tanpa gembungan hola hop yang biasa dikenakan pengantin yang mempunyai bodi biasa-biasa saja. Ada mahkota geraian bunga-bunga di rambut hitamnya yang sebahu turut mempercantik penampilannya yang begitu sangat mempesona di mataku. Dara itu tersenyum manis pada suaminya yang juga seorang lelaki muda berbadan sedang dan ganteng, namun mengapa saat itu aku merasa ia tersenyum untukku? Ah! dasar aku ini seorang bujang lapuk yang hobinya hanya mengintip saja dan tak berani sama sekali untuk mendekati makhluk wanita dimanapun dan kapanpun, tetapi herannya kalau mengintip dan menguntitnya aku berani. Kutepak dahikusendiri, tolol! Mana mungkin senyum gadis itu untukku? Itu hanya untuk suaminya seorang, tak lebih! Selain itu dia tidak melihatku yang tengah menatapnya dari sela-sela jendela kamar di lantai dua yang mana lampu terasnya tak kunyalakan, sehingga mereka menyangka kalau rumahku ini masih kosong dan tak berpenghuni. Mereka semua di dalam rumah itu kini dan aku tak berkutik sama sekali serta hanya dapat menunggu acara ramah tamahnya kerabat-kerabat mereka. Namun ternyata hanya kisaran setengah jam saja mereka di rumah itu, setelahnya aku kembali mendengar suara mesin mobil keduanya dihidupkan dan deru kedua mobil itu semakin jauh di telingaku. Inilah saat yang aku telah nanti-nantikan sejak tadi, aku kembali ke kamarku yang dindingnya telah bolong itu dan dengan hati berdebar-debar karena masih takut ketahuan aku menempatkan bola mataku lagi pada celah lobang dinding yang telah tembus ke kamar pengantin tersebut. Dari celah dinding yang berlubang itu aku dapat mendengar suara langkah kaki bersepatu dara itu yang tengah menaikki tangga dan di akhiri dengan suara bukaan pintu kamar pelaminan tersebut. Hatiku semakin dag dig dug tatkala aku kembali melihat gadis itu dari jarak yang begitu dekat. Betapa sungguh cantik wajah dara itu dan masih begitu belia diusianya yang berkisar dua puluhan tahunan ini dengan busana pengantinnya yang masih lengkap berikut sepatunya. Tertegun aku menikmati kecantikannya yang aduhai tak terlukiskan ini bak mutiara indah yang meluluh lantakkan isi hati setiap pria. Gadis itu tengah mematut-matut diri di depan cermin meja riasnya membelakangiku, namun raut wajahnya masih dapat kulihat dengan jelas pada pantulan cermin yang menghadap ke posisi tempatku mengintip. Kulihat ia tersenyum manis sekali di hari dalam kehidupannya yang baru itu, mungkin ia sangat bahagia sekali berpasangan dengan suaminya yang telah kulihat pula begitu serasi dengannya tadi. Aku semakin gembira saja membayangkan hal yang sebentar lagi akan terjadi diantara mereka itu, karena sebentar lagi mereka akan melakukan ritual malam pertama sebagai kewajiban dari pasangan suami istri yang telah mengikat diri dalam mahligai perkawinan. Kini untuk memastikan keadaan aman untuk selanjutnya, aku melihat situasi depan rumahku untuk kedua kalinya, namun kali ini aku melihat sesuatu yang membuat aku terkejut. Pintu pagar rumah sebelahku tengah di loncati oleh tiga orang tak dikenal yang bertubuh gelap diantara penerang lampu yang begitu remang-remang dan kejadian itu begitu sangat cepatnya sehingga membuatku takut setengah mati. Pasti ketiga lelaki itu berniat jahat kepada penghuni rumah pengantin baru ini, namun belum lagi jelas aku melihatnya, tubuh ketiga lelaki itu telah melesat masuk kedalam rumah tersebut. Ingin rasanya aku berteriak untuk mencegah kejadian itu, tetapi aku sama sekali tidak mempunyai keberanian untuk melakukannya. Apalagi aku sempat melihat ketiga sosok lelaki itu bertubuh jauh lebih besar dariku yang kerempeng iniserta bernyali kecil. Otomatis aku hanya dapat terpana untuk beberapa saat. Lalu terdengar suara dari daun jendela yang dibuka paksa di lantai bawah rumah sebelahku itu, disertai keributan sesudahnya. Akumengintip kembali pada celah dinding kamar itu dan kudapati gadis pelaminan itu wajahnya yang cantik berubah menjadi pucat akibat dilanda keterkejutannya dengan adanya ribut-ribut di bawah itu. Ia bangkit dari duduknya dari meja rias dan bergegas membuka pintu kamarnya untuk melihat apa yang tengah terjadi di bawah dimana sang suaminya masih berada. Namun terlambat, karena salah satu sosok tamu tak diundang itu membarenginya masuk ke kamar itu seraya menahan laju tubuh gadis cantik ini dan mendekapnya. "Ahh..! Siapa ini?! Lepaskan! Aah.. tol.. hmmpph!", jerit gadis itu yang langsung tertahan oleh bekapan telapak tangan sosok pria berkulit gelap yang bertubuh besar dan sangat kekar itu. Seseorang dari belakang lelaki itu menyusulnya dan membantu lelaki pertama yang mendekapnya tadi yang masih dalam posisi berdiriberhimpitan sambil mendekatkan sebilah belati yang telah terhunus di leher jenjang gadis mempelai itu yang putih mulus.
Posted in
Tidaklah munafik bagi setiap wanita yang saat digauli oleh seorang lelaki baik dalam keadaan terpaksa ataupun tidak, sesuai kodratnya sebagai seorang perempuan yang harus melayani kemauan lelaki lambat laun akan tunduk jua. Demikian pula dengan gadis itu yang dari memeknya kini juga telah dibasahi oleh lendir kemaluannya kembali dan semakin membuat batang pelir lelaki itu semakin berkilat-kilat ditengah aksinya keluar masuk menggesek-gesekkan dinding vaginanya. Sungguh sedap pemandangan yang disajikan oleh mereka berdua dihadapanku ini dan sungguh beruntung sekali mereka-mereka ini yang mendapati seorang cewek cantik yang masih belia sebagai penghangat malam. Padahal aku dan mereka cuma dibatasi oleh tembok seukuran satu belah batu bata saja. Tetapi jika aksiku ketahun oleh mereka, maka mereka juga tak akan segan-segan membunuhku karena cuma aku yang satu-satunya orang yang menjadi saksi mata dari kejadian tragis yang menimpa seorang kembang desa yang digilir paraperampok tepat pada malam pengantinnya sendiri. Akupun tak tahu setelah kejadian ini berakhir pada hari-hari selanjutnya, akankah gadis itu akan menjadi hamil mengingat bahwa malam itu sangat bertepatan dengan masa subur di rahimnya dan sperma kepala rampok tadi telah berhasil bersarang penuh didalamnyaserta sudah terserap pula kedalam rahimnya kini. Sedang asyik-asyiknya kedua pasangan insan ini larut dalam ritual persetubuhannya, pintu kamar itu kini terbuka lagi dan masuklah sosok lelaki ketiga yang baru kelihatan kali ini setelah lepas tugasnya untuk menjaga pekarangan depan rumah pengantin baru itu. Setelah melihat perkembangan situasi yang akan terus aman dan terkendali, akhirnya ia memberanikan diri juga untuk naik keatas dan masuk kamar tempat kedua pasangan ini tengah bergumul dalam ajang arus pelepasan birahi mereka. Sambil cengengesan lelaki ketiga ini memandangi kejadian di depan matanya saat gadis korbannya sedang dikerjai oleh temannya itu. Dengan mengedipkan sebelah matanya kepada temannya yang tengah asyik masyuk menyetubuhi dara belia ini, maka mengertilah ia akan tanda yang diberikan tersebut. Sebagai jawaban sinyal tanda yang diberikan oleh temannya tersebut, lelaki kedua ini mempergunakan tangan kirinya pula untuk menekuk serta menaikkan tungkai yang sebelah kanan milik gadis tersebut hingga membuat tubuh korbannya ini berada dalam gendongannya dengan kedua belah kakinya telah mengangkang menjepit pinggangnya nan masih menari-nari dihadapan perut rampingnya nan telanjang memukau itu. Sang lelaki ketiga kini berjongkok dibelakang punggung dara belia yang masih terguncang-guncang dientot dalam gendongan temannyaitu, kemudian membuka bongkahan pantat nan padat berisi itu serta menemukan apa yang ia carinya disitu. Tampak pelir temannya masih tertanam di belahan memek korban aksi mereka ini dan masih terus bergerak keluar masuk serta telah berkilat basah oleh lendir persetubuhan keduanya yang menyilaukan matanya. Namun bukanlah itu yang ia cari, hanya bokong dara itu yang menjadi sasarannya dan matanya tertumpu pada lubang mungil dibawahnya, yakni celah dubur kecil milik korbannya ini. Kedua ibu jari tangannya membuka bokong gadis itu sehingga lubang anusnya sedikit terbuka dihadapannya, namun agak susah juga karena pantat gadis itu dalam keadaan terhempas-hempas oleh sodokan pelir temannya tersebut. Jari kelingking kasarnya ia basuh terlebih dulu dengan cairan ludahnya. setelah itu ditusukkannya kedalam celah sempit lubang dubur cewek belia nan tak berdaya ini. Sia-sia saja cewek pengantin ini berteriak karena redaman plester di mulutnya begitu ketat, sedangkan untuk menolak perlakuan lelaki ketiga itu percuma saja, sebab tubuh telanjangnya telah terjepit ditengah-tengah kedua pemerkosanya. Kelingking lelaki ketiga itu telah masuk kedalam lobang pantatnya, terasa jepitan otot duburnya yang seperti cincin melingkar pada pintu anusnya begitu ketat dan kuat sekali. Lalu setelah itu jari itu tembus kedalamnya dan hanya terasa sempit pada luarnya tetapi didalamnya terasa lega dan agak lunak-lunak juga ada hawa panasnya pula. Ditariknya keluar jari itu, tampak sedikit kotoran tersisa dari dalamnya kemudian ia melakukan hal serupa kepada lubang anus itu tetapi menggantinya dengan jari telunjuknya setelah diludahi pula. Seperti halnya jari kelingkingnya tadi, ia pun sekarang memuntir-muntirkan telunjuknya yang telah menancap didalam dubur gadis belia ini untuk membuka ruang gerak didalamnya yang nantinya akan ia pergunakan sebagai ajang pemuas nafsu sexnya. Rupanya lelaki ketiga ini adalah seorang pecinta anal sex dan dia tak akan segan-segan memerawani pantat wanita itu. Jeritan kesakitan gadis itu sama sekali tak membuatnya terganggu, malahan ia semakin terangsang membuka celah anus itu dan hal itu dulanginya lagi tetapi kini telah menggunakan batang telunjuk serta jari tengahnya yang dibenamkan secara bersamaan menguak isi dalam lubang pantat cewek dua puluh tahun ini. Dirojok-rojoknya anus gadis itu yang selama ini tidak pernah dimasukki oleh benda asing sekalipun, namun kini telah dipaksakan untuk membuka dan menjepit kedua jari dari lelaki ketiga ini sekaligus. Belum lagi pelayanan yang harus ia penuhi untuk memuaskan pelir temannya yang masih terus menikmati jepitan memeknya nan telah bengkak memerah akibat digilir paksa secara berkesinambungan oleh para bajingan terkutuk itu. Setelah puas bermain-main dengan kedua jarinya menelusuri dalam dubur si wanita, lelaki itu mencabut jari-jari itu dari dalamnyadan kini mulut lubang anus itu tidak bisa mengatup rapat seperti semula serta menyisakan celah lubang kecil seukuran ujung ibu jari. Aroma yang terpancar dari anus sang cewek cantik ini terasa pekat dihidungnya. Wajah lelaki itu terbenam kembali diantara bongkahan pantat nan jelita, sertamerta celah lubang dubur yang terbuka ini disusupkan oleh lidah lancangnya menjelajahi jalan anal si gadis muda nan masih begitu belia ini. Tarian lidah itu semakin menggetarkan tubuh gadis itu yang membuat kepalanya semakin tergeleng-geleng menggelepar-gelepar dalam kebungkaman mulutnya yang terplester rapat menyesali ke tidak berdayaannya diperlakukan sedemikian rupa oleh para pemerkosa itu. Lidah lelaki itu dirasakannya seperti menyakiti pantatnya tetapi juga begitu sangat menggelitik-gelitik anusnya laksana kenikmatan yang didapat pada saat cebokkan saja layaknya. Memang demikian kenyataannya, bahwa lelaki itu tengah mencebok lobang pantatnya tersebut dengan lidahnya sampai licin tuntas sudah diantara jeritan kesakitannya. Habislah sudah anal dari sang mempelai beliaini menjadi bulan-bulanan permainan dari si bangsat yang satu ini. Semakin gencar lidah itu menelusup didalam pantat molek tersebut, maka semakin terbuka lebar pula lubang anus berwarna merah muda merangsang itu merekah nan jatuh dalam dekapan si lelaki sialan yang ternyata suka sekali mengemuti pantat milik seorang wanita seperti dirinya ini. Sang lelaki ketiga kini berdiri merapat dibongkahan pantat gadis belia ini dari arah belakang, kemudian batang pelirnya ia tempelkan tepat pada jalan masuk celah anus yang telah ia buka tadi, siap membenamkan kontolnya untuk menyodomi pantat sang dara cantik menggemaskan lambang kepuasan lelaki ini. Cewek ini mati kutu sudah dalam keadaannya yang terjepit itu tak ada usaha perlawanannya lagi yang berguna sekalipun selain daripada menerima kenyataan yang ada bahwa ia akan disodomi oleh lelaki ketiga ini. Dan perlahan-lahan anusnya yang terkuak dipaksa untuk menelan pelir seorang lelaki dewasa. Meskipun begitu tersendat-sendat dan seret pelir itu mulai terbenam ke liang duburnya yang sempit. Diperawanilah lubang pantat milik dara belia cantik korbannya sembari dibantu oleh temannya yang masih menunjang tubuh telanjang dara itu. Namun tangan temannya yang tadinya menahan kaki gadis itu kini berpindah merengkuh bongkahan daging pantat serta membantu penetrasi pertama yang dilakukan lelaki ketiga ini kedalam belahan anus sang perawan yang telah ternoda. Setengah ukuran zakarnya telah terbenam dalam muara anus itu yang sertamerta langsung membuat lonjakan-lonjakan hebat pada tubuhtelanjangnya yang terlarang terjepit dalam ketiada berdayaan nana dipaksa melayani dua orang lelaki sekaligus. Untung saja rembesan lendir memeknya yang mengalir lewat sela-sela kedua bibirnya yang tersumbat oleh zakar lelaki pula nan telah merembes ke permukaan duburnya turut membantu melicinkan kontol yang melesak di anusnya. Perlahan tapi pasti akhirnya kejantanan lelaki ketiga itu telah tertelan ke dalam lobang pantatnya yang kini menganga seukuran diameter kontol tersebut serta menjepitnya. Kini selangkangan gadis itu telah dipenuhi oleh kedua batang pelir lelaki-lelaki pemerkosanya yang bergantian keluar masuk didalamnya. Tubuh montok nan telanjang indah dari gadis itu kini bagaikan daging roti sandwich yang terjepit ditengah-tengah arena maksiat persetubuhan terlarang antara mereka yang tak lazim untuk dilakukan tersebut, dan tragedi di malam pengantinnya ini benar-benar laksana mimpi buruk baginya yang tak akan bisa ia lupakan seumur hidupnya